Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD DKI Jakarta meminta PAM Jaya memperkuat publikasi terkait transformasi dan capaian layanan pasca peralihan dari operator swasta. Anggota Bapemperda Ongen Sangaji dan Ketua Bapemperda Abdul Aziz mengungkapkan hal itu dalam kunjungan kerja ke PAM Jaya, Rabu (1/10). Anggota Bapemperda Ongen Sangaji menilai, kontribusi PAM Jaya bagi warga Jakarta semakin nyata sejak dua tahun lalu mengambil alih penuh pengelolaan air dari Palyja dan Aetra. Namun, ia menekankan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui perjalanan transformasi tersebut. Termasuk soal sumber air yang sebagian besar berasal dari Jatiluhur. “PAM Jaya sudah memberi kontribusi nyata, tapi masyarakat banyak yang belum tahu,” ujar Ongen. Ongen menambahkan, publik perlu mengetahui penggunaan air Jakarta sebagian besar dengan membeli dari Jatiluhur. Lalu mengalir ke Jakarta lewat jaringan pipa. “Informasi ini kurang dipublikasikan,” tegas dia. Ketua Bapemperda DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz mengungkapkan hal senada. Ia menekankan, sosialisasi capaian PAM Jaya sangat penting agar tidak menimbulkan persepsi keliru. Keberhasilan yang sudah dicapai, tambah Aziz, perlu publikasi lebih luas agar masyarakat memahami konteks pelayanan secara utuh. Bukan hanya soal tarif. “PR kita adalah bagaimana mensosialisasikan prestasi dan progres yang sudah dicapai,” terang Abdul Aziz. Menurut Abdul Aziz, pihak yang kontra terhadap pelayanan air biasanya berangkat dari persoalan tarif. Padahal, masih banyak warga yang terpaksa membeli air dengan harga lebih mahal melalui gerobak. “Yang harus diperhatikan bukan hanya harga, tetapi juga cakupan layanan,” pesan dia. Menanggapi hal itu, Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin mengajak DPRD berkolaborasi dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. “Kami berharap saat reses DPRD, PAM Jaya juga bisa dihadirkan agar masyarakat mendapat informasi langsung dan tidak salah persepsi,” pungkas Arief. (all/df)

Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD DKI Jakarta meminta PAM Jaya memperkuat publikasi terkait transformasi dan capaian layanan pasca peralihan dari operator swasta.

Anggota Bapemperda Ongen Sangaji dan Ketua Bapemperda Abdul Aziz mengungkapkan hal itu dalam kunjungan kerja ke PAM Jaya, Rabu (1/10).

Anggota Bapemperda Ongen Sangaji menilai, kontribusi PAM Jaya bagi warga Jakarta semakin nyata sejak dua tahun lalu mengambil alih penuh pengelolaan air dari Palyja dan Aetra.

Namun, ia menekankan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui perjalanan transformasi tersebut. Termasuk soal sumber air yang sebagian besar berasal dari Jatiluhur.

“PAM Jaya sudah memberi kontribusi nyata, tapi masyarakat banyak yang belum tahu,” ujar Ongen.

Ongen menambahkan, publik perlu mengetahui penggunaan air Jakarta sebagian besar dengan membeli dari Jatiluhur.

Lalu mengalir ke Jakarta lewat jaringan pipa. “Informasi ini kurang dipublikasikan,” tegas dia.

Ketua Bapemperda DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz mengungkapkan hal senada. Ia menekankan, sosialisasi capaian PAM Jaya sangat penting agar tidak menimbulkan persepsi keliru.

Keberhasilan yang sudah dicapai, tambah Aziz, perlu publikasi lebih luas agar masyarakat memahami konteks pelayanan secara utuh. Bukan hanya soal tarif.

“PR kita adalah bagaimana mensosialisasikan prestasi dan progres yang sudah dicapai,” terang Abdul Aziz.

Menurut Abdul Aziz, pihak yang kontra terhadap pelayanan air biasanya berangkat dari persoalan tarif. Padahal, masih banyak warga yang terpaksa membeli air dengan harga lebih mahal melalui gerobak.

“Yang harus diperhatikan bukan hanya harga, tetapi juga cakupan layanan,” pesan dia.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin mengajak DPRD berkolaborasi dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.

“Kami berharap saat reses DPRD, PAM Jaya juga bisa dihadirkan agar masyarakat mendapat informasi langsung dan tidak salah persepsi,” pungkas Arief. (all/df)